Minggu, 23 April 2017

Proses Pembentukan Harga Obat

Ketika mendengar kata “obat”, sebagian besar masyarakat langsung teringat dengan harganya yang mahal. Beberapa di antaranya mungkin pernah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan, sehingga merasa kapok dan tidak mau lagi berurusan dengannya. Terkadang, aku berpikir bahwa paradigma seperti itu muncul karena masyarakat masih menganggap bahwa obat yang manjur itu hanya obat paten dan obat branded-generic yang memang harganya lebih mahal. Sementara obat generik yang harganya murah dianggap sebagai obat kelas dua.

Jika ditelisik lebih lanjut, sebenarnya kandungan ( zat aktif dan bahan pengisi ) antara obat branded-generic dan generik itu sama persis dan hanya berbeda pada bahan pengemasnya saja. Apakah wajar jika harga obat branded-generic dan generik selisihnya sangat jauh, padahal hanya bungkusnya saja yang beda ? Sebenarnya bagaimana caranya industri farmasi menetapkan harga produknya ? Faktor apa sajakah yang berpengaruh ? Seandainya masyarakat memboikot obat branded-generic, apakah industri akan gulung tikar ? Mengapa selisih harga antar apotek juga cukup tinggi ?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, sebagai awalan saya akan mencoba menjelaskan proses dalam menentukan harga obat. Penjelasan dari gambar tersebut adalah sebagai berikut:


Bagan penentuan harga obat



1. Harga Pokok Produksi (HPP) atau Cost of Goods Manufacture (COGM)

HPP = Raw Material + Packaging Material  + Direct Labor + Over Head + Fix Burden
  1. Dalam industri farmasi, biaya bahan baku (zat aktif dan bahan pengisi) dan bahan pengemas sekitar 70-80 %
  2. Biaya tenaga kerja langsung sekitar 5-10 % , dan
  3. Biaya tambahan (biaya penyusutan, biaya energi, biaya bahan bakar, biaya telepon, biaya perawatan, biaya pelatihan, biaya onderdil) sekitar 15-20% dari HPP.
2. Harga Jual Pabrik (HJP) atau Cost of Goods Sales ( COGS )

HJP = HPP + Biaya Pemasaran + Biaya Administrasi + Biaya Manajemen + Pajak + Keuntungan + Lisensi
  1. Biaya pemasaran adalah biaya yang digunakan untuk pengeluaran pemasaran bagi sales marketting ( medrep ).
  2. Biaya administrasi adalah biaya yang digunakan untuk administrasi industri farmasi. Biaya ini dibebankan pada produk ( obat ) tersebut karena produk merupakan satu-satunya pendapatan utama dalam industri farmasi.
  3. Pajak adalah pajak penghasilan industri farmasi.
  4. Keuntungan adalah laba yang diperoleh industri farmasi sebagai sumber keuntungan industri farmasi.
3. Harga Netto Apotek ( HNA )

HNA = HJP + Biaya Distribusi
HNA + PPN = Harga jual pabrik obat dan/atau PBF kepada apotek dan rumah sakit (harga patokan tertinggi)

PPN ( Pajak Pertambahan Nilai ) ditetapkan sebesar 10 % untuk semua jenis obat. ( Kepmenkes 92/2012 tentang HET Obat Generik Tahun 2012 )

4. Harga Eceran Tertinggi ( HET )
  1. HET = HNA + Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% + Margin apotek 25%
  2. HET adalah harga eceran tertinggi yang ditetapkan berdasarkan Kepmenkes 69/2006 tentang Pencantuman HET pada Label Obat yang berguna untuk melindungi konsumen dari harga yang mahal.
  3. HET adalah harga jual tertinggi di apotek, rumah sakit, klinik, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang berlaku untuk seluruh Indonesia (Kepmenkes 92/2012 tentang HET Obat Generik Tahun 2012).
  4. HNA ≤ 74% HET ( Kepmenkes 92/2012 tentang HET Obat Generik Tahun 2012 ).
5. Harga Jual Apotek ( HJA )

Besarnya HJA kepada pasien tidak boleh lebih tinggi dari HET. Secara garis besar, cara untuk menentukan HJA menggunakan rumus sebagai berikut:

HJA = ( HNA + PPN ) x I + E + T
  1. I = Indeks/ Keuntungan (berkisar 1,1-1,25)
  2. E = Embalase (harga wadah pembungkus obat dan peralatan lain, misalnya plastik, salinan resep)
  3. T = Tuslah ( merupakan besaran balas jasa pelayanan farmasi )

Jumat, 21 April 2017

Alur dan Prosedur Pelayanan di Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah fasilitas kesehatan yang penting bagi masyarakat. Karena Rumah Sakit adalah tulang punggung fasilitas kesehatan di Indonesia. Karena Rumah Sakit bisa dimiliki oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah atau swasta. Tenaga di Rumah Sakit pun beragam, ada tenaga dokter, perawat, apoteker, ahli gizi, tenaga perekam medis, tenaga manajemen kesehatan maupun tenaga non kesehatan.

Registrasi adalah proses pendaftaran pasien baik pasien rawat jalan, rawat inap maupun pasien IGD.

Menurut anamnese, registrasi pasien dikelompokkan menjadi:

  1. Allo anamnese: anamnese tidak secara langsung (dengan perantara) karena sesuatu hal, misalnya pasien masih bayi atau anak-anak.
  2. Auto anamnese: anamnese secara langsung kepada pasien.

Macam-macam pasien:

  1. Kunjungan lama adalah pasien kunjungan berikutnya dari pelayanan rawat jalan dari suatu poliklinik. Contohnya: pasien A berkunjung ke poli saraf pada hari pertama, kemudian hari selanjutnya ia berkunjung lagi ke poli saraf, maka kunjungan berikutnya tersebut disebut kunjungan lama pada poli saraf.
  2. Kunjungan baru adalah pasien kunjungan pertama pada pelayanan rawat jalan. Contohnya : pasien A berkunjung ke poli mata pada hari pertama, kemudian hari selanjutnya ia berkunjung lagi ke poli saraf, maka kunjungan pertama dan kunjungan berikutnya tersebut disebut kunjungan baru pada poli mata dan kunjungan baru pada poli saraf.
  3. Pasien baru/pengunjung baru adalah pasien yang pertama kali berkunjung di Faskes.
  4. Pasien lama/pengunjung lama adalah pasien yang berkunjung kedua dan berikutnya yang datang ke Faskes.
  5. Pasien kasus baru: pasien dengan kasus yang belum pernah dialami oleh pasien tersebut yang datang ke Faskes tersebut.
  6. Pasien kasus lama: pasien dengan kasus yang sudah pernah dialami oleh pasien tersebut yang datang ke Faskes tersebut.

Pasien yang datang ke Rumah Sakit pun memiliki beragam jenis penyakit mulai dari penyakit menular sampai penyakit degeneratif. Oleh karena itu, disini saya berusaha untuk menyusun alur dan prosedur pendaftaran pasien baik pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap.

 Bagan Alur Pelayanan Pasien di Rumah Sakit

Unit Rawat Jalan adalah bagian dari Rumah Sakit yang memberikan pelayanan berupa tindakan/ perawatan dan pengobatan kepada pasien, serta melakukan pencatatan/ perekaman kondisi pasien dan bertanggung jawab atas segala kegiatannya di rawat jalan.

Ciri-ciri unit rawat jalan :
  1. Melayani pasien baik pasien yang berobat maupun yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
  2. Buka pada jam-jam tertentu
  3. Menentukan apakah pasien tersebut dapat dirujuk di sarana pelayanan kesehatan atau di rawat inap.
  4. Biasanya melayani pasien dalam jumlah banyak, oleh karena itu membutuhkan kartu tunggu agar pasien dapat antri
  5.  Melayani pasien yang memiliki penyakit/ gangguan yang tidak mendesak.
Tugas pokok Unit rawat jalan :
  1. Menyiapkan segala peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan di Unit Rawat Jalan.
  2. Melakukan pencatatan pasien di buku register
  3. Memberikan pelayanan dan informasi medis serta pengobatan
  4. Melakukan pencatatan/ perekaman kondisi pasien di DRM rawat jalan dengan lengkap
  5. Membuat dan menerima surat rujukan
  6. Membuat surat pengantar ke IPP ( Instalasi Pemeriksaan Penunjang ), URI ( Unit Rawat Jalan ) dan surat keterangan sehat ( bila perlu ).
  7. Membuat Sensus Harian Rawat Jalan ( SHRJ ).
  8. Menerima DRM rawat jalan dari TPPRJ dan mengirimkan ke bagian assembling dengan buku ekspedisi.
  9. Membuat informed consent, visum et repertum dan general consent ( bila perlu ).
Dokumen-dokumen yang harus ada di Unit Rawat Jalan :

1. Surat perintah rawat inap ( Admission Note )
2. Sensus Harian Rawat Jalan ( SHRJ )
3. Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan
4. BUku register poliklinik
5. Buku resep
6. Surat Pengantar rujukan
7. Surat Jawaban rujukan
8. Surat Keterangan Sehat
9. Surat Keterangan Kematian
10. Informed consent
11. Kartu tunggu pasien
12. Buku ekspedisi rawat jalan
13. Buku Catatan Tindakan rawat jalan
14. Formulir pengantar pembayaran jasa pelayanan dan tindakan.

Informasi yang dihasilkan di unit rawat jalan :
  1. Identitas pasien
  2. Jumlah kunjungan pasien di Unit Rawat Jalan ( per poliklinik ), baik pasien lama dan baru.
  3. Jumlah pasien yang dirujuk, pasien rujukan dan jumlah pasien yang dirawat
  4. Jumlah pasien rawat jalan BPJS, asuransi maupun mandiri.
  5. Riwayat penyakit, anamnesis dan  pemeriksaan  fisik, diagnosa/ jenis penyakit, terapi ( pengobatan ) dan tindakan
  6. Penanggung jawab pasien ( dokter dan perawat )
  7. Jumlah pembayaran jasa pelayanan medis dan tindakan dari pasien rawat jalan

Fungsi-fungsi yang terkait :

1. Fungsi distribusi DRM di TPPRJ/ Filling
2. Bagian assembling, coding dan indexing
3. Fungsi pemeriksaan penunjang  ( Laboratorium dan Radiologi )
4. Farmasi
5. Kassa
6. TPPRI


Format alur pelayanan pasien rawat jalan

Unit Rawat Darurat adalah bagian dari Rumah Sakit yang memberikan pelayanan berupa tindakan/ perawatan dan pengobatan kepada pasien, serta melakukan pencatatan/ perekaman kondisi pasien dan bertanggung jawab atas segala kegiatannya di Unit Gawat Darurat.

Ciri-ciri unit rawat Darurat :
  1. Buka 24 jam
  2. Terdiri dari minimal satu orang dokter jaga dan satu orang perawat yang harus ada di UGD
  3. Melayani pasien yang membutuhkan pertolongan yang bersifat segera dan mengancam nyawa.
  4. Terdapat obat dan alat kesehatan yang mencukupi dan dapat digunakan untuk merawat pasien yang membutuhkan pertolongan mendesak dan mengancam nyawa.
Tugas Pokok Unit Rawat Darurat :
  1. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan di Unit Rawat Darurat.
  2. Menerima pasien dengan baik dan segera memberikan pertolongan/ perawatan dengan cepat dan tepat.
  3. Melakukan perekaman/ pencatatan kondisi pasien di DRM Gawat Darurat dengan lengkap.
  4. Menerima DRM Gawat Darurat dari TPPGD dan mengirimkan ke bagian Assembliong dengan buku ekspedisi.
  5. Memberikan tindak lanjut atas pasien dengan cepat ( bisa dirujuk, dirawat inap maupun rawat jalan ).
  6. Membuat surat pengantar rawat inap ( Admission Note ), Instalasi Pemeriksaan Penunjang, rujukan, surat keterangan sehat dan surat kematian ( bila perlu )
  7. Melakukan registrasi di Buku Register Rawat Darurat
  8. Membuat Sensus Harian Rawat Darurat ( SHRD )
Dokumen-dokumen yang harus ada di Unit Gawat Darurat :

1. Surat Perintah Rawat Inap ( Admission Note )
2. Sensus Harian Rawat Darurat
3. DRM Rawat Darurat
4. Buku register rawat darurat
5. Buku resep
6. Surat pengantar rujukan
7. Surat jawaban rujukan
8. Surat keterangan sehat
9. Surat keterangan kematian
10. Informed consent
11. Buku ekspedisi rawat darurat
12. Buku Catatan Tindakan rawat darurat
14. Formulir pengantar pembayaran jasa pelayanan dan tindakan.

Fungsi-fungsi terkait :

1. Fungsi distribusi DRM di TPPRJ/ Filling
2. Bagian assembling, coding dan indexing
3. Fungsi pemeriksaan penunjang  ( Laboratorium dan Radiologi )
4. Farmasi
5. Kassa
6. TPPRI

Informasi-informasi yang dihasilkan di Unit Gawat Darurat :
  1. Identitas pasien
  2. Jumlah kunjungan pasien di Unit Rawat Darurat, baik pasien lama dan baru.
  3. Jumlah pasien yang dirujuk, pasien rujukan dan jumlah pasien yang dirawat
  4. Jumlah pasien rawat darurat BPJS, asuransi maupun mandiri.
  5. Riwayat penyakit, anamnesis dan  pemeriksaan  fisik, diagnosa/ jenis penyakit, terapi ( pengobatan ) dan tindakan
  6. Penanggung jawab pasien ( dokter dan perawat )
  7. Jumlah pembayaran jasa pelayanan medis dan tindakan dari pasien rawat darurat
  8. Kondisi pasien saat datang
  9. Kendaraan yang dipakai untuk tiba di Rumah Sakit
 
Format alur pelayanan pasien rawat darurat

Unit Rawat Inap adalah bagian dari Rumah Sakit yang memberikan pelayanan berupa tindakan/ perawatan dan pengobatan kepada pasien, serta melakukan pencatatan/ perekaman kondisi pasien dan bertanggung jawab atas segala kegiatannya di Unit Rawat Inap.

Ciri-ciri unit rawat inap :

1. Buka 24 jam
2. Terdiri dari dua orang perawat jaga untuk tiap kelas.
3. Melayani pasien yang di rawat inap termasuk memberikan perawatan dan pengobatan.

Tugas Pokok Unit Rawat Inap :
  1. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan di Unit Rawat Inap ( ruang perawat )
  2. Memberikan pengawasan, perawatan, dan pengobatan secara intensif kepada pasien
  3. Memberikan informasi kesehatan yang jelas dan transparan kepada pasien atau orang yang bertanggung jawab terhadap pasien dan kepada dokter penanggung jawab pasien.
  4. Melakukan pencatatan/ perekaman kondisi pasien ke DRM Rawat Inap, dan rencana penatalaksanaan/ tindak lanjut pasien.
  5. Melakukan registrasi pasien ke dalam buku register
  6. Membuat surat pengatar rujukan, Instalasi Pemeriksaan Penunjang, surat keterangan sehat, informed consent, visum et repertum ( bila perlu )
  7. Setiap ada mutasi pasien melaporkan ke TPPRI
  8. Membuat Sensus Harian Rawat Inap ( SHRI )
  9. Melakukan kontrol pendapatan jasa pelayanan bersama dengan Kassa.
Dokumen-dokumen yang harus ada di Unit Rawat Inap :
  1. DRM rawat inap yang sesuai dengan jenis penyakitnya.
  2. Sensus Harian Rawat Inap ( SHRI )
  3. Informed consent, surat-surat persetujuan, surat pengantar rujukan dan dirujuk, serta surat keterangan  sehat.
  4. Formulir laporan penyakit menular
  5. Formulir laporan individual pasien
  6. Buku laporan perawatan
  7. Buku resep
  8. Buku register rawat inap
  9. Buku ekspedisi rawat inap
  10. Buku Catatan Tindakan rawat inap
  11. Formulir pengantar pembayaran jasa pelayanan dan tindakan rawat inap.
Fungsi-fungsi terkait :

1. Fungsi distribusi DRM di TPPRJ/ Filling
2. Bagian assembling, coding dan indexing
3. Fungsi pemeriksaan penunjang  ( Laboratorium dan Radiologi )
4. Farmasi
5. Kassa
6. TPPRI
7. Instalasi Gizi
8. Instalasi Bedah Sentral, terdiri dari : Instalasi Kebidanan, Instalasi Kamar Operasi, Instalasi Kamar Intensif dan, Instalasi Kamar Bayi ( VK )

Informasi yang dihasilkan di unit rawat inap :

1. Identitas pasien
2.  Jumlah pasien yang masuk setiap bangsal
3. Jumlah pasien keluar dan masuk serta cara keluarnya
4. Hasil pelayanan dan jumlah pasien yang meninggal < 2x24 jam dan >=48 jam.
5. Jumlah hari pasien dirawat di setiap bangsal
6. Jumlah pasien BPJS, asuransi dan mandiri.
7. Jumlah dan jenis pemeriksaan penunjang pasien
8. Jumlah dan jenis tindakan atau operasi.
9. Jumlah dan jenis penyakit menular dan wabah.
10. Jumlah pembayaran jasa pelayanan medis dan tindakan dari pasien rawat inap.
11. Cara pembayaran jasa rawat inap



Format alur pelayanan pasien rawat inap

Rabu, 12 April 2017

SISTEM INFORMASI FARMASI

Sistem Informasi Farmasi adalah sistem yang mengatur mengenai alur dan prosedur yang terjadi di Unit Farmasi. Selain itu, dapat juga bermanfaat dBaik yang di Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas, maupun Apotik.

Unit Farmasi adalah kegiatan yang melaksanakan perencanaan, pengadaan, penyerahan, peracikan, pengubahan bentuk sediaan, melayani, memberikan informasi, dan swamedikasi kepada pasien atau masyarakat mengenai indikasi, kontra indikasi, efek samping, penggunaan / khasiat, dosis dan cara penggunaan perbekalan kesehatan

Perbekalan kesehatan terdiri atas obat dan alat kesehatan

Unit Farmasi bersifat mandiri dan keberadaannya bila di rumah sakit merupakan unit yang penting dikarenakan semua alat dan bahannya berasal dari sini. Di samping itu, unit ini terdapat Apoteker sebagai penanggung jawab dan Tenaga Teknis Kefarmasian

Adapun informasi yang dihasilkan dalam Sistem Informasi Farmasi adalah :

1. Buku Register
2. Stok Poli dan Gudang
3. Buku Faktur
4. Laporan Semester
5. Index dokter
6. Rekapitulasi Pengadaan Perbekalan kesehatan
7. Rekapitulasi Penjualan Perbekalan Kesehatan


1. Buku Register

Buku Register adalah buku yang digunakan oleh Apoteker sebagai bukti dalam melayani obat atau alat kesehatan di Unit Farmasi.

Ciri-ciri Buku Register :

1. Terdapat tanggal dilayaninya obat
2. Terdapat no urut dilayaninya obat
3. Nama Pasien yang dilayani
4. Umur pasien
5. Nama obat yang diberikan kepada pasien
6. Diagnosa / Gejala pasien
7. Keterangan, dapat berisi : misal : ketidakrasionalan pengobatan, medication error, atau lain-lain yang termasuk dalam pengobatan.

Informasi yang didapat dalam buku register adalah :

1. Jumlah pasien dalam satu bulan atau satu periode.
2. Jumlah obat yang dilayani dalam satu bulan atau satu periode.
3. Pengobatan yang berkelanjutan.
4. Mengetahui efek samping penggunaan obat, pengobatan yang rasional/ tidak rasional, dll.
5 Sebagai bukti bahwa informasi sudah disampaikan dengan jelas.

















Contoh format buku register

2. Stok Poli dan Gudang

Stok Poli adalah stok yang digunakan oleh bagian Poli untuk mengeluarkan atau menambahkan obat.

Poli adalah bagian dari Unit Farmasi yang berperan dalam melayani perbekalan kesehatan yang dapat dilayani secara langsung.

Ciri-ciri Stok Poli :

1. Terdapat nama barang yang bersangkutan
2. Terdapat tanggal keluar atau masuknya obat / alat kesehatan
3. Terdapat kolom masuk, keluar dan sisa jumlah obat / alat kesehatan
4. Terdapat kolom asal yang berisi mengenai nama dokter yang memerintahkan pengambilan perbekalan kesehatan.

Informasi yang didapat dalam Stok Poli adalah :

1. Total obat yang masuk dalam satu periode
2. Total obat yang keluar dalam satu periode
3. Total obat yang sisa dalam satu periode
4. Dokter siapa saja yang meresepkan obat tersebut

Stok Gudang adalah stok yang digunakan oleh bagian Gudang untuk mengeluarkan atau menambahkan perbekalan kesehatan.

Gudang adalah bagian dari Unit Farmasi yang berperan dalam melayani perbekalan yang dapat dilayani secara tidak langsung.

Ciri-ciri Stok Gudang :

1. Terdapat nama barang yang bersangkutan
2. Terdapat tanggal masuk atau keluarnya perbekalan kesehatan
3. Terdapat Nama Distributor yang merupakan distributor yang mengirim barang tersebut
4. Terdapat No Faktur yang merupakan no urut faktur yang diberikan oleh distributor
5. Terdapat kolom ED yang merupakan kepanjangan dari "Expired Date" artinya tanggal kadaluarsa.
6. Ada kolom masuk, keluar dan sisa jumlah perbekalan kesehatan
7. Ada kolom "Ke" merupakan tempat tujuan perbekalan kesehatan tersebut keluar ( untuk Rumah Sakit ).
8. Ada kolom Diskon diisi berapa bersen diskon ( bila ada )
9. Ada kolom Keterangan diisi misal : Nama dokter, atau yang lainnya.

Informasi yang didapat :

1. Mengetahui tanggal kadaluarsa
2. Mengetahui jumlah penjualan dan jumlah pemasukan perbekalan kesehatan.

 Contoh Format Stok Poli dan Gudang

3. Buku Faktur

Buku Faktur adalah buku yang digunakan sebagai tanda bukti penerimaan atau retur pembelian perbekalan kesehatan

Ciri-ciri buku Faktur :

1. Terdapat nama barang yang bersangkutan
2. Terdapat tanggal masuk perbekalan kesehatan
3. Terdapat Nama Distributor yang merupakan distributor yang mengirim barang tersebut
4. Terdapat kolom Nomor Faktur yang no urut faktur yang diberikan oleh distributor.
5. Ada kolom Nama Barang yang merupakan barang yang tercatat dalam Faktur tersebut.
6. Ada kolom No Batch Nama Barang
7. Ada kolom jumlah perbekalan kesehatan
8. Ada kolom Netto yang merupakan nominal harga bersih perbekalan kesehatan
9. Ada kolom "Total" yang merupakan hasil dari perkalian antara jumlah dengan Netto.
10. Ada kolom "Keterangan" yang berisi : diskon ( bila ada ) atau PPN ( Pajak Pertambahan Nilai ).

Informasi yang didapat dari Buku  Faktur :

1. Mengetahui tanggal transaksi penerimaan.
2. mengetahui total nilai pembelian perbekalan kesehatan selama satu periode.
3. Mengetahui Nama barang apa saja yang dibeli.

Contoh format buku Faktur

4.  Laporan Semester

Laporan Semester adalah laporan yang berisi mengenai rekapitulasi selama satu periode yang digunakan untuk evaluasi, analisa, perencanaan dan pengadaan perbekalan farmasi.

Ciri-ciri Laporan Semester adalah :
  1. Terdapat "Bulan" yang merupakan bulan transaksi. Dalam hal ini bulan Juni/ Desember
  2. Terdapat kolom No urut perbekalan kesehatan.
  3. Terdapat Nama obat / alkes.
  4. Terdapat kolom jumlah Sisa Awal, Masuk, Kelar dan Sisa setiap perbekalan kesehatan.
  5. Terdapat kolom Netto yang merupakan nominal harga bersih perbekalan kesehatan.
  6. Terdapat "Total" yang merupakan hasil dari perkalian antara jumlah dengan Netto.
Informasi yang didapat dari Laporan Semester :

1. Jumlah total pemasukan, pengeluaran dan sisa di akhir periode.
2. Perubahan nominal asset setiap periode.

Contoh Format Laporan Semester

5. Index dokter

Index dokter adalah laporan jumlah peresepan dokter selama satu periode yang direkap dari Stok Poli dan Stok Gudang, yang disusun berdasarkan nama dokter.

Ciri-ciri Index dokter adalah :

1. Terdapat "Bulan" yang merupakan bulan transaksi
2. Terdapat No Urut dokter yang memberikan resep.
3. Terdapat kolom Nama Dokter yang memberikan resep.
4. Terdapat kolom Nama Obat yang diresepkan selama satu periode.
5. Terdapat kolom jumlah obat dalam satu periode.

Informasi yang didapat dari Index Dokter adalah :

1. Nama dokter yang memberikan obat yang paling banyak.
2. Nama obat yang diberikan dokter untuk satu periode.

Contoh format Index Dokter.

6. Rekapitulasi Pengadaan Perbekalan Kesehatan

Rekapitulasi Pengadaan Perbekalan Kesehatan atau yang disebut dengan RLPK adalah suatu ringkasan yang dibuat dalam satu periode yang berisi mengenai jumlah total pengadaan obat dan alat kesehatan yang disusun berdasarkan nama distributor. Informasi rekapitulasi ini bersumber dari Buku Faktur. Bisa juga untuk memeprmudah biasanya Instalasi Farmasi di Rumah Sakit langsung meminta informasi ini kepada bagian Akuntansi.

Ciri-ciri Rekapitulasi Pengadaan Perbekalan Kesehatan, yaitu :

1. Terdapat kolom no urut Distributor
2. Terdapat kolom Nama Distributor
3. Terdapat jumlah nominal pengadaan obat dan alkes dari distributor tersebut
4. Terdapat grafik "pie diagram" yang membantu untuk memudahkan manajer dalam mengambil keputusan.

Informasi yang didapat dari RLPK :

1. Mengetahui distributor mana yang menguasai atau mendominasi pengadaan obat dan alat kesehatan di rumah sakit.
2. Mengetahui total pengeluaran selama satu periode.
3. Meminimalisir atau memotong anggaran belanja perbekalan kesehatan.


 Contoh format Rekapitulasi Pengadaan Perbekalan Kesehatan
7. Rekapitulasi Penjualan Perbekalan Kesehatan

Rekapitulasi Penjualan Perbekalan Kesehatan atau yang biasa disebut RLP adalah suatu ringkasan yang dibuat dalam suatu periode yang berisi mengenai jumlah total penjualan obat dalam satu periode. Rekapitulasi ini bermanfaat dalam mengetahui jumlah perbekalan kesehatan yang dijual kepada konsumen.

Ciri-ciri Rekapitulasi Penjualan Perbekalan Kesehatan, yaitu :

1. Terdapat kolom No urut.
2. Terdapat kolom nama barang, berisi obat dan alat kesehatan.
3. Terdapat kolom jumlah sisa awal, masuk, sisa akhir, dan keluar.
4. Terdapat kolom Netto obat dan alat kesehatan.
5. Terdapat kolom Total yang merupakan hasil kali dari jumlah perbekalan kesehatan yang keluar dan netto.

Informasi yang diperoleh dari RLP :

1. Mengetahui jumlah nominal obat yang memiliki penjualan yang tinggi.
2. Mengetahui total penghasilan ( revenue ) dalam satu periode.


Contoh format Rekapitulasi Penjualan Perbekalan Kesehatan.

== Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat kepada teman-teman mahasiswa farmasi, praktisi, ttk dan apoteker yang bekerja di segala instansi manapun ==


Sistem Informasi Farmasi

Buku Kenal Saham itu Asyik

Halo gais, perkenalkan nama saya Stefanus Pranata Budi, kali ini saya akan membagikan buku mengenai saham yang akan menjelaskan pada kita  A...