Pengertian lain menyebutkan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-rendahnya.
SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart di bagian akhir (Laksmi, 2008:52).
Berikut beberapa pengertian SOP dari beberapa sumber buku:
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar (Sailendra, 2015:11).
Menurut Moekijat (2008), Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana melakukannya, dan siapa yang melakukannya.
Menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai denga fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
SOP atau Standar Operasional Prosedur adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan (Insani, 2010:1).
Ciri-ciri SOP
Dari pengertian-pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa yang namanya SOP pasti :
- Ditulis dengan menggunakan metode penulisan prosedur
- Ada instruksi tertulis yang terdokumentasi
- Instruksi yang memuat proses penyelenggaraan administrasi.
- Memuat kapan, bagaimana dan oleh siapa dilakukan.
- Prosedur yang disusun berdasarkan urutan kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
- Tujuannya untuk memperoleh hasil kerja yang efektif dan efisien.
- Mudah diaplikasikan
- Mudah direvisi atau diubah.
- Mudah dikontrol
- Biasanya dilengkapi dengan flowchart atau bagan tertentu untuk membantu memudahkan pembaca dalam memahaminya
Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut, yaitu :
- Untuk menjaga konsistensi kinerja atau kondisi tertentu dan dimana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.
- Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja, dan supervisor.
- Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian menghindari dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
- Mempermudah proses pemberian tugas, tanggung jawab dan wewenang kepada pegawai yang menjalankannya.
- Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.
- Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara efisien dan efektif.
- Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas yang terkait di unit kerjanya masing-masing.
- Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah sakit dan petugas.
- Mempermudah proses monitoring dan fungsi kontrol dari setiap proses kerja.
- Mempermudah proses pemahaman staf secara sistematis dan menyeluruh.
- Mempermudah dalam mengetahui terjadinya kegagalan, ketidakefisienan proses prosedur kerja, serta kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyelahgunaan wewenang pegawai.
- Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
- Menghindari dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan proses kerja, keraguan, duplikasi, dan inefisiensi.
- Melindungi organisasi atau unit kerja dari berbagai bentuk kesalahan administrasi.
- Menghemat waktu program training, karena SOP tersusun secara sistematis.
- Sebagai dokumen sejarah bila telah dibuat revisi SOP yang baru.
Adapun fungsi SOP adalah sebagai berikut :
- Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
- Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
- Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
- Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
- Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
SOP memiliki manfaat bagi organisasi antara lain ( Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008 ):
- Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya.
- Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yan mungkin dilakukan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas.
- Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab individu pegawai dan organisasi secara keseluruhan,
- Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinna dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
- Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas.
- Menciptakan ukuran standar kinerja yang memberikan cara konkrit untuk pegawai dalam memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.
- Memastikan pelaksanaan tugas dapat berlangsung dalam berbagai situasi.
- Menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu dan prosedur.
- Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
- Memberikan informasi sebagai upaya meningkatkan kompetensi pegawai.
- Memberikan onformasi mengenai beban tugas yang dijalankan seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya,
- Sebagai instrumen yang dapat melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum karena tuduhan melakukan penyimpangan.
- Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.
- Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan, serta
- Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan standar pelayanan, sekaligus memberikan informasi bagi kinerja pelayanan.
- Menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
- Memperjelas tugas, tanggung jawab dan wewenangnya
- Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja
- Memudahkan perusahaan untuk berkembang.
Dalam PERMENPAN PER/21/M-PAN/11/2008 disebutkan bahwa penyusunan SOP harus memenuhi prinsip-prinsip antara lain: kemudahan dan kejelasan, efisiensi dan efektivitas, keselarasan, keterukuran, dinamis, berorientasi pada pengguna, kepatuhan hukum, dan kepastian hukum.
- Konsisten, SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran organisasi pemerintahan.
- Komitmen, SOP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran organisasi, dari level yang paling rendah dan tertinggi.
- Perbaikan berkelanjutan, Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-benar efisien dan efektif.
- Mengikat, SOP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan.
- Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai peran-peran tertentu dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika pegawai tertentu tidak melaksanakan perannya dengan baik, maka akan mengganggu keseluruhan proses, yang akhirnya juga berdampak pada proses penyelenggaraan pemerintahan.
- Terdokumentasi dengan baik
Siapa yang membuat SOP
SOP dibuat oleh :
- Individu atau unit kerja yang bertanggung jawab dan melaksanakan aktivitas kerja
- Unit-unit yang terlibat dalam pelaksanaan sebuah proses atau rangkaian aktivitas kerja
- Individu atau unit kerjayang melakukan perawatan thd peralatan yang dibuatkan instruksi kerja
- Pihak yang merancang peralatan atau proses
- Pihak yang bertanggung jawab thd kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan
- Pihak yang membuat peralatan
- Rekanan, penyuplai dan kontraktor yang menyediakan peralatan atau jasa tertentu.
Waktu yang tepat untuk membuat atau menyusun SOP adalah :
- Sebelum SOP digunakan suatu pekerjaan
- Setelah SOP digunakan untuk menilai. Maka, dapat diketahui apakah sebuah pekerjaan sudah dilaksanakan dengan baik atau belum. Jika belum, maka dilakukan revisi.
- Saat revisi. Revisi dapat dilakukan apabila ada perubahan langkah kerja. Seperti menambahkan peralatan baru, menambah pekerja, perubahan lokasi, perubahan organisasi dan semua yang mempengaruhi lingkungan kerja.
- Setelah itu, buat evaluasi secara berkala dari para pelaksana untuk memberikan masukan terhadap penggunaan SOP agar menjadi bahan perbaikan selanjutnya.
Dalam menyusun SOP, terdapat prinsip-prinsip dasar, yaitu :
- Prosedur kerja harus sederhana, sehingga mengurangi beban pengawasan.
- Spesialisasi harus dipergunakan sebaik mungkin.
- Mencegah penulisan, gerakan / aktivitas dan usaha yang tidak perlu
- Berusaha mendapat arus pekerjaan yang sebaik-baiknya.
- Mencegah pekerjaan yang dilakukan berulang.
- Harus ada pengecualian seminimal mungkin thd peraturan.
- Mencegah adanya pemeriksaan yang tidak perlu
- Prosedur harus fleksibel ( dapat disesuaikan dengan kondisi yang berubah-ubah )
- Pemabagian waktu yang tepat
- Memberikan pengawasan yang terus menerus atas pekerjaan yang dilakukan
- Penggunaan urutan pelaksanaan pekerjaan yan sebaik mungkin.
- Tiap pekerjaan yang diselesaikan harus dilaporkan dengan memperhatikan tujuan
- Pekerjaan tata usaha harus diselenggarakan sampai yang minimum
- Menggunakan prinsip pengecualian yang sebaik mungkin.
- Kemudahan dan kejelasan
- Efisien dan efektifitas
- Keselarasan
- Keterukuran
- Dinamis
- Berorientasi pada pengguna atau piahk yang dilayani
- Kepatuhan hukum
- Kepastian hukum
- Konsisten
- Komitmen
- Perbaikan berkelanjutan
- Mengikat
- Seluruh unsur memiliki peran penting
- Terdokumentasi dengan baik
- Tujuan
- Kebijakan
- Petunjuk operasional
- Pihak yang terlibat
- Formulir
- Masukan
- Proses
- Laporan
- Validasi
- Kontrol
- Halaman Judul, meliputi : Logo dan Nama Instansi, Tulisan " Standar Operasional Prosedur" dan Judul SOP, No SOP, Halaman SOP, No Revisi.
- Tanggal Pembuatan, tanggal penetapan, dan tanggal Revisi.
- Daftar Isi
- Petunjuk Penggunaan atau Definisi. Petunjuk penggunaan memuat istilah-istilah yang digunakan dalam SOP tersebut serta arti dari simbol-simbolnya.
- Tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pembuatan SOP.
- Ruang Lingkup. Ruang lingkup yang dimaksud adalah cakupan aktivitas yang dilaksanakan dalam prosedur SOP tersebut.
- Unit Terkait adalah unit kerja yang terlibat dalam pelaksanaan prosedur tersebut.
- Rentang waktu, memuat jangka waktu pelaksanaan prosedur tersebut.
- Referensi, yaitu dasar hukum ,sumber penyusunan SOP, atau alasan serta kebijakan yang mendasari pembuatan SOP.
- Tugas, tanggung jawab dan wewenang, mencakup wewenang petugas dalam suatu unit tertentu yang terlibat dalam pelaksanaan prosedur tersebut. Tujuannya adalah untuk mengetahui pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksaan prosedural tersebut.
- Prosedur adalah isi dari SOP yang berisi mengenai langkah-langkah yang termuat SOP tersebut.
- Indikator Ukuran Keberhasilan, yaitu hasil akhir atau harapan bila SOp tersebut terlaksana dengan benar sesuai dengan prosedur.
- Lampiran. Hal yang harus dimuat dalam lampiran adalah bagan organisasi atau flowchart, serta formulir-formulir lainnya yang mendukung penjelasan SOP tersebut
- Subyek atau pihak pembuat SOP dengan tanda tangan
- Subyek atau pihak pemeriksa SOP dengan tanda tangan
- Subyek atau pihak yang mengesahkan SOP dengan tanda tangan.
SOP berdasarkan sifat kegiatannya, dibagi menjadi :
1. SOP Teknis, yaitu :
Menggambarkan kegiatan yang dilakukan oleh satu perencana atau dengan satu peran
Menggambarkan cara melakukan pekerjaan
Contohnya :
- SOP Pengoperasian Komputer
- SOP Pengujian sampel di Laboratorium
- SOP Pengagendaan Surat
- SOP Pemberian Disposisi
Menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan oleh lebih dari satu pelaksanan
Biasanya bersifat makro dan mikro, dan tidak menggambarkan cara melakukan pekerjaan.
Contohnya :
- SOP Pemeliharaan Komputer Kantor
- SOP Pelayanan Pengujian Sampel di Laboratorium
- SOP Penanganan Suar Masuk
- SOP Penyelenggaraan Bimbingan Teknis
1. SOP Makro adalah SOP yang terintegrasi dari beberapa SOP ( mikro ) yang membentuk serangkaian kegiatan.
Sop Makro tidak menggambarkan kegiatan yang riil dilakukan oleh pelaksananya.
Contoh :
- SOP Alur dan Prosedur Rawat Jalan
- SOP Alur dan Prosedur Rawat Inap
2. SOP Mikro adalah SOP yang menggambarkan kegiatan yang merupakan bagian dari kegiatan yang lebih besar ( makro ).
Sop Mikro dapat dikatakan sebagai sub/ anak SOP.
Contoh :
- SOP Pendaftaran Pasien Rawat Jalan atau Rawat Inap
- SOP Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
1. SOP Final adalah SOP yang berdasarkan cakupan kegiatannya telah menghasilkan produk utama yang paling akhir atau final.
Sudut pandangnya adalah produk unit kerja.
Contohnya :
- SOP Penggunaan EKG
- SOP Pelayanan Pasien Rumah Sakit
- SOP Alur Produksi Barang dalam suatu pabrik
SOP ini masih memiliki rangkaian lanjutan yang mencerminkan produk utama akhir.
Contohnya :
- SOP Pendaftaran Pasien
- SOP Pelayanan Obat di Farmasi.
1. SOP Generik adalah memiliki sifat dan muatan kegiatan yang memiliki kesamaan langkah.
SOP ini bisa diadopsi di unit kerja lain.
Contoh :
SOP Pelayanan Pasien di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan dengan SOP Pelayanan Pasien di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Darurat.
2. SOP Spesifik adalah memiliki sifat dan muatan kegiatan yang memiliki kekhususan langkah.
SOP ini tidak dapat diterapkan di tempat lain.
Contohnya :
SOP Pelayanan Obat Pasien Rawat Inap dengan SOP Pelayanan Obat Pasien Rawat Jalan
Format SOP adalah bagan yang mencerminkan bagaimana SOP tersebut disusun dan dibuat agar kelihatan terdokumentasi dengan baik serta memudahkan dalam pihak-pihak yang berkepentingan membacanya.
Karena format SOP tidak ada yang baku, maka disini hanya ada prinsip-prinsipnya saja, yaitu Format SOP harus bersifat :
- Format Simple Steps ( memuat langkah-langkah yang sederhana )
- Format Hierarchial Steps ( memiliki tahap-tahap yang berurutan )
- Format Graphic ( adanya grafik yang memudahkan pembaca memahami SOP )
- Format Flowchart, yaitu diagram alir digunakan untuk memahami prosedur kerja/ prosedur tetap (protap) dalam suatu perusahaan.
- Format narasi, yaitu format yang sering digunakan di perusahaan.
- Flowchart yang menggambarkan alur suatu sistem
- Flowchart yang menggambarkan alur dari suatu program.
- Gambarlah diagram alir dari atas ke bawah dan mulailah dari bagian kiri ke kanan
- Tunjukkan bagian-bagiannya secara jelas
- Tunjukkan mulai dan akhirnya secara jelas
- Gunakan satu kata yg bisa mewakili pekerjaan yang harus dilakukan dlm bagian-bagian kegiatan
- Awali dengan kata kerja lalu kata obyek, tapi hindari kalimat pasif. Misal : Cuci motor, Pakai baju, dll
- Pastikan urutan kegiatan-kegiatan secara benar
- Gunakan simbol penghubung dengan benar untuk menunjukkan kegiatan yg terpotong
- Gunakan simbol-simbol standar untuk mempermudah dalam mengomunikasian diagram alir bercabang
Di samping lebih fleksibel, format ini menggambarkan rangkaian kegiatan sebuah proses atau siklus kerja yg tak terikat penggunaan simbol dan lebih mudaj jika akan dimodifikasi atau diubah. Sedangkan kelemahannya adalah form narasi ditulis lebih dari satu orang, sehingga menimbulkan bahasa yang berbeda dan makna yg berbeda pula, sehingga multi tafsir.
- Buat narasi dalam bentuk kalimat aktif yg menggunakan kata kerja. Struktur kalimat yg disarankan adalah SUbyek, Predikat, Obyek dan Keterangan.
- Buat kalimat yg singkat dan praktis agar lebih mudah dipahami. Gunakan istilah yang bersifat umum dan kosakata sederhana.
- Hindari kalimat yang berlebihan, terlalu "berbunga-bunga" dan "berbusa-busa", serta hindari kosa kata asing seminimal mungkin.
- Hindari kalimat berbentuk negatif, karena terkesan menuduh pembacanya. Menurut penelitian, manusia cenderung mengambaikan kalimat negatif. Ada baiknya bila diubah menjadi kata yang bukan negatif, misal : "Jangan mengebut" diganti "Harap pelan".
TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN SOP ( Standard Operating Procedure )
1. Tahap Persiapan
Tahap ini ditujukan untuk memahami kebutuhan penyusunan atau pengembangan SOP dan menentukan tindakan yang diperlukan oleh Unit Kerja. Tahap ini terdiri dari (4) empat langkah:
- Mengidentifikasi kebutuhan
- Mengevaluasi dan menilai kebutuhan
- Menetapkan kebutuhan
- Menentukan tindakan
Output dari tahap ini adalah keputusan akan tindakan yang dilakukan.
2. Tahap Pembentukan Organisasi Tim
Tahap ini ditujukan untuk menetapkan orang atau tim dari unit kerja yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah ditentukan dalam Tahap Persiapan. Tahap ini terdiri dari (5) lima langkah yaitu:
- Menetapkan orang atau tim dari unit kerja yang bertanggung jawab sebagai pelaksana
- Menyusun pembagian tugas pelaksanaan
- Memilih orang yang menjadi penanggung jawab atas pelaksanaan pada umumnya
Memilih orang-orang yang dianggap mampu sebagai penanggung jawab dalam penyusunan SOP ini. Orang-orang tersebut harus berasal dari pihak internal perusahaan, bisa karyawan lama maupun pihak manajer.
- Menetapkan mekanisme pengendalian pelaksanaan
- Membuat pedoman pembagian tugas pekerjaan dan control pekerjaan
Output dari tahap ini adalah pembagian tugas pekerjaan dan control pekerjaan.
3. Tahap Perencanaan
Tahap ini ditujukan untuk menyusun dan menetapkan strategi, rencana, metodologi dan program kerja yang akan digunakan oleh tim pelaksana. Tahap ini terdiri dari (3) tiga langkah yaitu:
- Menyusun strategi dan metodologi kerja
Secara garis besar, metodologi kerja meliputi :
- Planning ( perencanaan )
- Implementation ( pelaksanaan )
- Evaluation ( evaluasi dari pengawas )
- Validation ( persetujuan tas tindakan dan hasil yang dilakukan )
- Menyusun perencanaan kerja
- Menyusun pedoman perencanaan dan program kerja secara terperinci
Bab I Pendahuluan
- Latar belakang pembuatan SOP
- Rumusan Masalah
- Tujuan, yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
- Manfaat.
- Definisi SOP
- Ciri-ciri SOP
- Prinsip dasar penyusunan SOP
- Istilah-istilah atau simbol-simbol yang digunakan dalam penyusunan SOP
- Ragam format SOP
- Unsur-unsur yang harus ada dalam SOP
- Unsur-unsur yang harus ada dalam dokumen SOP
- Kebijakan-kebijakan dalam perusahaan
- Ruang lingkup perusahaan yang terlibat
- Rentang waktu penyusunan/ Jadwal penyusunan.
- Biaya-biaya
- Lampiran-lampiran ( bila ada )
- Macam-macam SOP yang akan dibuat
- Lembar persetujuan ( dari pihak direksi maupun manajer HRD ).
4. Tahap Penyusunan
Tahap ini ditujukan untuk menyusun SOP sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Tahap ini terdiri dari (5) lima langkah yaitu:
- Mengumpulkan informasi terkait yaitu metode pendekatan sistem atau risiko kegiatan
- Mengumpulkan informasi terkait lainnya yaitu alur otorisasi, kebijakan, pihak yang terlibat, formulir, keterkaitan dengan prosedur lain.
- Menetapkan metode dan teknik penulisan SOP
- Menulis SOP
- Membuat draft pedoman SOP
- Judul SOP
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Bab 1 Pendahuluan
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan, yang terdiri dari : tujuan umum dan tujuan khusus
- Manfaat
- Bab II Pembahasan
- SOP Bagian Administrasi
- SOP Bagian Produksi
- SOP Bagian Personalia
- SOP Bagian Pemasaran dan Pemasaran
- SOP Bagian Keuangan
- SOP Bagian Hubungan Masyarakat ( HUMAS )
5. Tahap Uji Coba
Tahap ini ditujukan untuk menguji coba draft pedoman SOP. Tahap ini terdiri dari 4 (empat) langkah yaitu:
- Merancang metodologi uji coba
- Tahap sosialisasi, yaitu melakukan sosialisasi kepada karyawan mengenai adanya tahap uji coba
- Tahap implementasi, yaitu melaksanakan SOP tersebut sesuai dengan apa yang tertulis di dalam SOP.
- Tahap evaluasi , yaitu tahap akhir dari tahap uji coba. SOP akan dibenahi bila ada yang salah entah prosedurnya atau bagian lainnya berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan berdasarkan tahap uji coba.
- Mempersiapkan tim pelaksana uji coba
- Melaksanakan uji coba
- Menyusun laporan hasil uji coba
Output dari tahap ini adalah laporan hasil uji coba yang digunakan untuk menyempurnakan draft pedoman SOP.
6. Tahap Penyempurnaaan
Tahap ini ditujukan untuk menyempurnakan pedoman SOP berdasarkan laporan hasil uji coba. Tahap ini terdiri dari 5 (lima) langkah yaitu:
- Membahas laporan hasil uji coba
- Merancang langkah penyempurnaan pedoman SOP
- Menyusun pembagian tugas penyempurnaan
- Melaksanakan penyempurnaan
- Menyusun final pedoman SOP
Output dari tahap ini adalah final pedoman SOP yang dapat digunakan sebagai pedoman standar dalam unit kerja.
7. Tahap Implementasi
Tahap ini merupakan tahap implementasi pedoman SOP secara standar dalam organisasi. Tahap ini terdiri dari 4 (empat) langkah yaitu:
- Menetapkan metodologi dan materi implementasi
- Tahap sosialisasi, yaitu tahap dilakukan sosialisasi. Tujuan tahap ini agar karyawan bisa paham dalam SOP yang baru dibuat. SOP tidak bisa dipaksakan begitu saja pada tingkat lapangan, namun haruslah disusun sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kondisi yang ada.
- Tahap implementasi, yaitu tahap pelaksanaan SOP. Tahap pelaksanaan ini tetap juga dilakukan kontrol/ pengawasan dalam pelaksanaannya. Kontrol dilakukan oleh manajer HRD.
- Tahap evaluasi, yaitu tahap evaluasi SOp. Tahap ini merupakan tahap pengkajian dan analisa setelah dalam periode tertentu dilakukan implementasi.
- Menetapkan tim pelaksana implementasi
- Melaksanakan implementasi
- Menyusun laporan implementasi
Output dari tahapan ini adalah laporan implementasi yang digunakan sebagai dasar dalam tahap pemeliharaan dan audit.
8. Tahap Pemeliharaan dan Audit
Tahap ini adalah tahap akhir dari seluruh tahap teknis penyusunan SOP dan ditujukan untuk pemeliharaan dan audit setelah implementasi SOP selama periode tertentu. Tahap ini terdiri dari 7 (tujuh) langkah yaitu:
- Merencanakan kegiatan pemeliharaan dan audit atas pedoman SOP yang diterapkan
- Membentuk tim pemeliharaan dan audit
- Melaksanakan pemeliharaan dan audit
- Membuat laporan pemeliharaan dan audit
- Menyimpulkan temuan-temuan dan menyusun perencanaan perbaikan
- Melakukan perbaikan sesegera mungkin jika perbaikan dilakukan kecil dan sifatnya rutin
- Melaksanakan tahap-tahap penyusunan SOP dari awal jika perbaikan yang diperlukan besar dan bersifat tidak rutin.
Output dari tahap ini adalah: laporan perbaikan rutin dan laporan perbaikan besar untuk SOP.
Referensi :
Endah Nur Fatimah, dkk.2015.Strategi Pintar Menyusun SOP.Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Laksmi, Fuad dan Budiantoro. 2008. Manajemen Perkantoran Modern. Jakarta: Penerbit Pernaka.
Sailendra, Annie. 2015. Langkah-Langkah Praktis Membuat SOP. Cetakan Pertama. Trans Idea Publishing, Yogyakarta.
Moekijat. 2008. Adminitrasi Perkantoran. Bandung: Mandar Maju.
Atmoko, Tjipto. 2012. Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Skripsi Unpad. Jakarta.
Insani, Istyadi. 2010. Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Daerah Dalam Rangka Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.
Hartatik, Indah Puji. 2014. Buku Praktis Mengembangkan SDM. Jogjakarta. Laksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar